Hidup ini tak sepi dari ujian. Sejak permulaan Nabi Adam diciptakan hingga umat akhir zaman, ujian dalam hidup senantiasa datang silih berganti dengan beraneka ragam bentuknya. Diantara beragam ujian dalam hidup, yang patut diwaspadai adalah fitnah akhir zaman berupa fitnah Dajjal. Sebagaimana yang disampaikan Nabi Muhammad saw., “Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.”(HR. Ath-Thabrani).
Lebih dari itu, dalam hadits lainnya dinyatakan bahwa ada fitnah yang lebih mengkhawatirkan bagi kaum muslimin, yaitu munculnya berbagai fitnah sebelum kemunculan Dajjal. Rasulullah saw. bersabda, “Dajjal disebut-sebut didekat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam lalu beliau bersabda: "Sungguh fitnah sebagian dari kalian lebih aku takutkan dari fitnahnya Dajjal dan tidak ada seseorang dapat selamat dari badai fitnah sebelum fitnah Ad-Dajjal melainkan pasti selamat pula darinya (fitnah Dajjal) setelahnya. Dan tidak ada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk (menjemput) fitnah Ad-Dajjal." (HR. Ahmad)
Demikian hebatnya fitnah di akhir zaman itu, hingga digambarkan dalam sabda Rasulullah saw., "Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi masih mukmin dan diwaktu sore telah menjadi kafir, dan di waktu sore masih beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya demi kesenangan dunia." (HR. Ahmad: 8493)
Oleh karenanya, agar tak “punah” di tengah lembah fitnah, sudah semestinya kita memberikan perhatian terhadap berbagai kondisi yang melingkupi kaum muslimin dewasa ini agar kita bisa mengambil sikap yang benar terhadapnya dan mampu membentengi diri dan umat Islam dari derasnya arus fitnah akhir zaman.
Globalisasi Sistem Dajjal
Lebih dari itu, dalam hadits lainnya dinyatakan bahwa ada fitnah yang lebih mengkhawatirkan bagi kaum muslimin, yaitu munculnya berbagai fitnah sebelum kemunculan Dajjal. Rasulullah saw. bersabda, “Dajjal disebut-sebut didekat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam lalu beliau bersabda: "Sungguh fitnah sebagian dari kalian lebih aku takutkan dari fitnahnya Dajjal dan tidak ada seseorang dapat selamat dari badai fitnah sebelum fitnah Ad-Dajjal melainkan pasti selamat pula darinya (fitnah Dajjal) setelahnya. Dan tidak ada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk (menjemput) fitnah Ad-Dajjal." (HR. Ahmad)
Demikian hebatnya fitnah di akhir zaman itu, hingga digambarkan dalam sabda Rasulullah saw., "Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi masih mukmin dan diwaktu sore telah menjadi kafir, dan di waktu sore masih beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya demi kesenangan dunia." (HR. Ahmad: 8493)
Oleh karenanya, agar tak “punah” di tengah lembah fitnah, sudah semestinya kita memberikan perhatian terhadap berbagai kondisi yang melingkupi kaum muslimin dewasa ini agar kita bisa mengambil sikap yang benar terhadapnya dan mampu membentengi diri dan umat Islam dari derasnya arus fitnah akhir zaman.
Globalisasi Sistem Dajjal
Perputaran roda dunia telah menjadi saksi bagaimana umat Islam saat ini tengah diselimuti berbagai fitnah di segenap aspek kehidupannya. Mereka yang jauh dari petunjuk Allah, sangat mudah tergerus oleh laju perubahan zaman hingga terperosok ke dalam fitnah yang melunturkan sendi-sendi keimanan dan keislaman dalam dirinya.
Parahnya, hal ini tidak hanya terjadi secara perorangan, namun sudah menggurita di kalangan umat manusia membentuk suatu sistem dalam kehidupan yang dikenal dengan sebutan Sistem Dajjal. Sebutan Sistem Dajjal tersebut sebagai penggambaran kondisi dunia saat ini sebagaimana yang tertuang dalam buku “Dajjal The Anti Christ” oleh Ahmad Thomson, seorang muslim berkebangsaan Inggris. Dalam bukunya itu, ia menjelaskan bahwa sejak hampir satu abad yang lalu dunia makin hari makin membentuk dirinya menjadi sebuah Sistem yang tidak islami yang lebih cocok disebut sebagai Sistem Dajjal. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa dewasa ini Dajjal sebagai gejala sosial budaya global dan kekuatan gaib yang tidak tampak kasat mata sudah mewujud. Tinggal Dajjal sang individu atau oknum yang belum muncul. (http://www.islampos.com – April 2013)
Demikian, Dajjal-nya sendiri belum muncul, namun Dajjal sebagai sebuah sistem telah mendominasi kehidupan umat saat ini dengan menjadikan tatanan kehidupan berjalan di bawah kerangka sistemnya. Selain dikenal dengan sebutan Sistem Dajjal, sistem tersebut diberi nama "Novus Ordo Seclorum" yang berarti “the New World Order” (Ketetapan Sistem Dunia Baru), yang merupakan sebuah sistem penuh fitnah dan secara tidak langsung didesain untuk mempersiapkan keluarnya Dajjal. Sangat mengerikan! Sebuah sistem yang berlandaskan “Dajjalic Values” (nilai-nilai Dajjal) yang secara keseluruhan bertentangan dengan nilai-nilai yang bersumber dari Islam.
Sayangnya, terkait hal ini, banyak kaum muslimin yang belum menyadari bahwa dewasa ini Islam dan kaum Muslimin sedang diperangi oleh sebuah sistem komprehensif yang sering menyudutkan umat Islam dan sedikit demi sedikit menjauhkan mereka dari tuntunan hidup yang mulia, Al Qur’an dan As Sunnah. Tak sedikit umat Islam yang terperangkap dalam jaring Sistem Dajjal, bahkan secara sadar atau tidak sebagian mereka turut andil dalam memperjuangkan dan melanggengkan sistem tersebut. Sebagaimana dikutib dari bukunya Ahmad Thompson, “Akibat cara kerja sistem Dajjal, sudah pasti banyak orang yang menderita dan diperbudak olehnya, tetapi mereka tidak menyadari apa penyebab penderitaan ataupun bagaimana hakikat penjara yang mengungkung mereka. Sebagai hasil dari pengkondisian, mereka terus berperan aktif dan terkadang berperang penting dalam menjalankan sistem yang tanpa mereka sadari merupakan sumber kesakitan dan dinding penjara maya bagi diri mereka sendiri”
Saat ini, Sistem Dajjal memang telah membelenggu umat Islam dalam berbagai aspek kehidupannya. Dalam kehidupan individu, seorang muslim yang menyatakan dirinya beragama Islam, namun dalam hidupnya ia mengambil aturan di luar Islam adalah gambaran bagaimana ia telah dijauhkan dari nilai-nilai Islam.
Sementara dalam kehidupan yang lebih luas, dominasi Sistem Dajjal tampak dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial budaya, hukum, politik, pendidikan, dll dimana aturan-aturan yang dibuat tidak lagi berpedoman secara murni dari Al Qur’an dan sunnah Rasulullah saw. Umat Islam walaupun mereka jumlahnya banyak, namun seolah kehilangan peran dalam kancah kehidupan. Sedemikian parahnya hingga umat Islam disetir dan dibuat bertekuk lutut untuk tunduk pada sistem kehidupan yang jauh dari unsur-unsur Ilahiyah. Sistem Dajjal telah membuat umat Islam menjadi tak berdaya, dilumpuhkan dari berbagai sisi. Umat Islam sering dijadikan sasaran tuduhan atas berbagai ketimpangan yang sengaja dihembuskan oleh musuh-musuh Islam. Di satu sisi adanya penyakit "wahn", menjadikan umat Islam lupa tujuan hidupnya di dunia.
Hal tersebut sebagaimana diriwayatkan dari Tsauban ra. berkata Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda; "Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni talam hidangan mereka". Maka salah seorang sahabat bertanya, "Apakah karena kami sedikit pada hari itu?" Nabi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab, "Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit 'wahn'. Seorang sahabat bertanya: "Apakah 'wahn' itu, hai Rasulullah?". Rasulullah menjawab: "Cinta dunia dan takut mati". (HR. Abu Daud).
Dapat dinyatakan bahwa dalam kehidupan yang telah diracuni dan dibelenggu oleh pengaruh Sistem Dajjal, kaum muslimin sedikit demi sedikit telah terjauhkan dari upayanya untuk menegakkan aqidah dan hukum Islam dalam hidupnya.
Menghadapi Sistem Dajjal dengan Sistem Islam
Sungguh, keberadaan sistem Dajjal telah memaksa manusia untuk tunduk kepada hukum buatan manusia yang penuh dengan keterbatasan dan kepentingan pribadi seraya mengabaikan hukum Allah Yang Maha Adil. Hukum jahiliyah buatan manusia dilaksanakan dan tegak di mana-mana sedangkan hukum Allah diabaikan dan ditinggalkan. Seiring berlangsungnya Sistem Dajjal, standart hidup kaum muslimin terus berusaha dibelokkan oleh musuh-musuh Islam, agar umat Islam tidak lagi bersandar pada hukum Allah di dalam hidupnya. Maka, setiap muslim hendaknya menyadari bahwa kondisi semacam ini tidak semestinya dibiarkan berlangsung di tengah umat Islam.
Untuk menyelamatkan diri dari dari jerat Sistem Dajjal, Islam adalah jaring pengamannya. Maka, dalam kehidupannya, seorang muslim hendaknya menempa diri untuk menjadikan dirinya sebagai muslim yang berkepribadian Islam dengan membentuk pola pikir dan pola sikapnya berdasarkan Islam. Pola pikir tersebut dibangun dengan senantiasa membekali diri dengan tsaqafah Islam serta ilmu-ilmu yang akan membantu dirinya menghadapi berbagai ujian kehidupan yang terus mendera. Sementara untuk membentuk pola sikapnya, maka ia harus bersungguh-sungguh membina diri dengan menjalankan amal-amal ketaatan kepada Allah. Menjadikan segala kecenderungannya tunduk dibawah aturan Allah, dan menjadikan taubat yang sempurna sebagai pembersih dari segala kesalahannya. Hingga ia hadir di dunia sebagai pribadi yang shaleh/shalehah untuk mempersiapkan dirinya dalam kehidupan yang lebih luas, membawa perubahan kepada Islam.
Menjadi suatu kebutuhan untuk berdakwah menyampaikan pemikiran Islam di tengah umat sebagai jalan mengembalikan aqidah kaum muslimin, selain juga mengajak umat untuk bersama-sama memperjuangkan tertegaknya kembali Sistem Islam di tengah-tengah mereka. Oleh karenanya, butuh komitmen dalam diri umat muslim untuk menerima Islam sepenuhnya dalam wujud menjadikan Islam sebagai sistem kehidupan yang akan mengatur seluruh aspek kehidupannya dan memecahkan setiap problematika hidup yang dihadapi. Allah swt. berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu." (TQS. Al-Baqarah: 208)
Selain komitmen yang kuat,, yang dibutuhkan adalah keteguhan dan keistiqamahan untuk terus menjalani kehidupan di jalan Allah. Sebab, tak dipungkiri, saat ini kebenaran seolah diputarbalikkan, yang baik dianggap buruk, dan sebaliknya yang buruk dianggap baik, bahkan orang yang komitmen terhadap agamanya dianggap asing. Seperti diungkap dalam hadits dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam; "Islam mulai berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing." (HR. Muslim).
Dengan keyakinan yang tinggi terhadap janji Allah, selama yang diperjuangkan adalah kebenaran, insya’Allah cepat atau lambat pertolongan Allah pasti akan datang. “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (TQS. Muhammad: 7)
Khatimah
Dominasi Sistem Dajjal sebagai bagian dari fitnah akhir zaman telah menjauhkan umat manusia dari Rabb-nya. Sistem ini bermaksud menjadikan penduduk dunia bergantung kepada selain Allah swt. yang pada akhirnya mengantarkan manusia untuk menghamba kepada selain-Nya. Maka untuk melenyapkannya, umat Islam harus menghidupkan kembali nilai-nilai Islam secara menyeluruh dalam kehidupannya. Umat Islam harus kembali tampil di dalam kehidupan ini sebagai umat terbaik sebagaimana generasi muslim terbaik di masa Rasulullah dan sahabat. Di masa itu, Islam tampil dalam wujud masyarakat yang beribadah secara penuh kepada Allah swt. Dengan kembali pada aturan yang benar dari Allah semoga umat Islam akan mampu menghadapi ujian demi ujian dalam hidupnya dan melenyapkan setiap sisi gelap dalam kehidupan yang selama ini tertutup oleh bayang-bayang sistem yang tidak Islami, berupa sistem Dajjal. "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab jahannam, azab kubur, fitnah kehidupan dan kematian serta dari jahatnya fitnah Al-Masih Ad-Dajjal" (HR Muslim).
Wallahu’alam bishshawab.
Published in Bulletin of Al Hikmah' s Voice - 14 th Feb 2014
Parahnya, hal ini tidak hanya terjadi secara perorangan, namun sudah menggurita di kalangan umat manusia membentuk suatu sistem dalam kehidupan yang dikenal dengan sebutan Sistem Dajjal. Sebutan Sistem Dajjal tersebut sebagai penggambaran kondisi dunia saat ini sebagaimana yang tertuang dalam buku “Dajjal The Anti Christ” oleh Ahmad Thomson, seorang muslim berkebangsaan Inggris. Dalam bukunya itu, ia menjelaskan bahwa sejak hampir satu abad yang lalu dunia makin hari makin membentuk dirinya menjadi sebuah Sistem yang tidak islami yang lebih cocok disebut sebagai Sistem Dajjal. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa dewasa ini Dajjal sebagai gejala sosial budaya global dan kekuatan gaib yang tidak tampak kasat mata sudah mewujud. Tinggal Dajjal sang individu atau oknum yang belum muncul. (http://www.islampos.com – April 2013)
Demikian, Dajjal-nya sendiri belum muncul, namun Dajjal sebagai sebuah sistem telah mendominasi kehidupan umat saat ini dengan menjadikan tatanan kehidupan berjalan di bawah kerangka sistemnya. Selain dikenal dengan sebutan Sistem Dajjal, sistem tersebut diberi nama "Novus Ordo Seclorum" yang berarti “the New World Order” (Ketetapan Sistem Dunia Baru), yang merupakan sebuah sistem penuh fitnah dan secara tidak langsung didesain untuk mempersiapkan keluarnya Dajjal. Sangat mengerikan! Sebuah sistem yang berlandaskan “Dajjalic Values” (nilai-nilai Dajjal) yang secara keseluruhan bertentangan dengan nilai-nilai yang bersumber dari Islam.
Sayangnya, terkait hal ini, banyak kaum muslimin yang belum menyadari bahwa dewasa ini Islam dan kaum Muslimin sedang diperangi oleh sebuah sistem komprehensif yang sering menyudutkan umat Islam dan sedikit demi sedikit menjauhkan mereka dari tuntunan hidup yang mulia, Al Qur’an dan As Sunnah. Tak sedikit umat Islam yang terperangkap dalam jaring Sistem Dajjal, bahkan secara sadar atau tidak sebagian mereka turut andil dalam memperjuangkan dan melanggengkan sistem tersebut. Sebagaimana dikutib dari bukunya Ahmad Thompson, “Akibat cara kerja sistem Dajjal, sudah pasti banyak orang yang menderita dan diperbudak olehnya, tetapi mereka tidak menyadari apa penyebab penderitaan ataupun bagaimana hakikat penjara yang mengungkung mereka. Sebagai hasil dari pengkondisian, mereka terus berperan aktif dan terkadang berperang penting dalam menjalankan sistem yang tanpa mereka sadari merupakan sumber kesakitan dan dinding penjara maya bagi diri mereka sendiri”
Saat ini, Sistem Dajjal memang telah membelenggu umat Islam dalam berbagai aspek kehidupannya. Dalam kehidupan individu, seorang muslim yang menyatakan dirinya beragama Islam, namun dalam hidupnya ia mengambil aturan di luar Islam adalah gambaran bagaimana ia telah dijauhkan dari nilai-nilai Islam.
Sementara dalam kehidupan yang lebih luas, dominasi Sistem Dajjal tampak dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial budaya, hukum, politik, pendidikan, dll dimana aturan-aturan yang dibuat tidak lagi berpedoman secara murni dari Al Qur’an dan sunnah Rasulullah saw. Umat Islam walaupun mereka jumlahnya banyak, namun seolah kehilangan peran dalam kancah kehidupan. Sedemikian parahnya hingga umat Islam disetir dan dibuat bertekuk lutut untuk tunduk pada sistem kehidupan yang jauh dari unsur-unsur Ilahiyah. Sistem Dajjal telah membuat umat Islam menjadi tak berdaya, dilumpuhkan dari berbagai sisi. Umat Islam sering dijadikan sasaran tuduhan atas berbagai ketimpangan yang sengaja dihembuskan oleh musuh-musuh Islam. Di satu sisi adanya penyakit "wahn", menjadikan umat Islam lupa tujuan hidupnya di dunia.
Hal tersebut sebagaimana diriwayatkan dari Tsauban ra. berkata Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda; "Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni talam hidangan mereka". Maka salah seorang sahabat bertanya, "Apakah karena kami sedikit pada hari itu?" Nabi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab, "Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit 'wahn'. Seorang sahabat bertanya: "Apakah 'wahn' itu, hai Rasulullah?". Rasulullah menjawab: "Cinta dunia dan takut mati". (HR. Abu Daud).
Dapat dinyatakan bahwa dalam kehidupan yang telah diracuni dan dibelenggu oleh pengaruh Sistem Dajjal, kaum muslimin sedikit demi sedikit telah terjauhkan dari upayanya untuk menegakkan aqidah dan hukum Islam dalam hidupnya.
Menghadapi Sistem Dajjal dengan Sistem Islam
Sungguh, keberadaan sistem Dajjal telah memaksa manusia untuk tunduk kepada hukum buatan manusia yang penuh dengan keterbatasan dan kepentingan pribadi seraya mengabaikan hukum Allah Yang Maha Adil. Hukum jahiliyah buatan manusia dilaksanakan dan tegak di mana-mana sedangkan hukum Allah diabaikan dan ditinggalkan. Seiring berlangsungnya Sistem Dajjal, standart hidup kaum muslimin terus berusaha dibelokkan oleh musuh-musuh Islam, agar umat Islam tidak lagi bersandar pada hukum Allah di dalam hidupnya. Maka, setiap muslim hendaknya menyadari bahwa kondisi semacam ini tidak semestinya dibiarkan berlangsung di tengah umat Islam.
Untuk menyelamatkan diri dari dari jerat Sistem Dajjal, Islam adalah jaring pengamannya. Maka, dalam kehidupannya, seorang muslim hendaknya menempa diri untuk menjadikan dirinya sebagai muslim yang berkepribadian Islam dengan membentuk pola pikir dan pola sikapnya berdasarkan Islam. Pola pikir tersebut dibangun dengan senantiasa membekali diri dengan tsaqafah Islam serta ilmu-ilmu yang akan membantu dirinya menghadapi berbagai ujian kehidupan yang terus mendera. Sementara untuk membentuk pola sikapnya, maka ia harus bersungguh-sungguh membina diri dengan menjalankan amal-amal ketaatan kepada Allah. Menjadikan segala kecenderungannya tunduk dibawah aturan Allah, dan menjadikan taubat yang sempurna sebagai pembersih dari segala kesalahannya. Hingga ia hadir di dunia sebagai pribadi yang shaleh/shalehah untuk mempersiapkan dirinya dalam kehidupan yang lebih luas, membawa perubahan kepada Islam.
Menjadi suatu kebutuhan untuk berdakwah menyampaikan pemikiran Islam di tengah umat sebagai jalan mengembalikan aqidah kaum muslimin, selain juga mengajak umat untuk bersama-sama memperjuangkan tertegaknya kembali Sistem Islam di tengah-tengah mereka. Oleh karenanya, butuh komitmen dalam diri umat muslim untuk menerima Islam sepenuhnya dalam wujud menjadikan Islam sebagai sistem kehidupan yang akan mengatur seluruh aspek kehidupannya dan memecahkan setiap problematika hidup yang dihadapi. Allah swt. berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu." (TQS. Al-Baqarah: 208)
Selain komitmen yang kuat,, yang dibutuhkan adalah keteguhan dan keistiqamahan untuk terus menjalani kehidupan di jalan Allah. Sebab, tak dipungkiri, saat ini kebenaran seolah diputarbalikkan, yang baik dianggap buruk, dan sebaliknya yang buruk dianggap baik, bahkan orang yang komitmen terhadap agamanya dianggap asing. Seperti diungkap dalam hadits dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam; "Islam mulai berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing." (HR. Muslim).
Dengan keyakinan yang tinggi terhadap janji Allah, selama yang diperjuangkan adalah kebenaran, insya’Allah cepat atau lambat pertolongan Allah pasti akan datang. “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (TQS. Muhammad: 7)
Khatimah
Dominasi Sistem Dajjal sebagai bagian dari fitnah akhir zaman telah menjauhkan umat manusia dari Rabb-nya. Sistem ini bermaksud menjadikan penduduk dunia bergantung kepada selain Allah swt. yang pada akhirnya mengantarkan manusia untuk menghamba kepada selain-Nya. Maka untuk melenyapkannya, umat Islam harus menghidupkan kembali nilai-nilai Islam secara menyeluruh dalam kehidupannya. Umat Islam harus kembali tampil di dalam kehidupan ini sebagai umat terbaik sebagaimana generasi muslim terbaik di masa Rasulullah dan sahabat. Di masa itu, Islam tampil dalam wujud masyarakat yang beribadah secara penuh kepada Allah swt. Dengan kembali pada aturan yang benar dari Allah semoga umat Islam akan mampu menghadapi ujian demi ujian dalam hidupnya dan melenyapkan setiap sisi gelap dalam kehidupan yang selama ini tertutup oleh bayang-bayang sistem yang tidak Islami, berupa sistem Dajjal. "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab jahannam, azab kubur, fitnah kehidupan dan kematian serta dari jahatnya fitnah Al-Masih Ad-Dajjal" (HR Muslim).
Wallahu’alam bishshawab.
Published in Bulletin of Al Hikmah' s Voice - 14 th Feb 2014
0 comments:
Post a Comment