Oct 20, 2011

Meraih Kemuliaan di Sisi Allah SWT dengan Ilmu

Di antara nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita adalah nikmat ilmu dan pemahaman yang kita miliki dalam hidup ini. Pada hakikatnya segala ilmu yang ada di dunia ini adalah bersumber dari Allah yang tidak akan pernah habis ketika kita mau mempelajarinya. Bahkan jika kita memahami lebih mendalam, dengan bertambahnya ilmu kita, kita akan tersadarkan bahwa ilmu yang telah kita dapatkan masih sangat sedikit dibandingkan dengan ilmunya Allah yang sangat luas. Sehingga hal ini akan memacu orang yang diberi keberkahan oleh Allah atas ilmunya untuk senantiasa mengkaji dan memperdalam pemahamannya akan ilmu-ilmu yang disyari’atkan oleh Allah untuk dipelajari. 
Berbicara tentang ilmu, banyak hal yang dapat kita pelajari dari ilmu itu sendiri. Akan tetapi disini akan lebih ditekankan bagaimana keberadaan ilmu bagi seorang muslim terkait dengan amal-amal yang dilakukannya di dunia ini. Ketika seorang muslim paham akan pentingnya ilmu, bagaimana kedudukannya dalam Islam, dan bagaimanan kaitannya dengan amal-amal yang dilakukannya, maka ia akan mengetahui bagaimana seharusnya ia menghiasi dirinya dengan ilmu dan bertindak dengan ilmunya tersebut. Jika kita mau bercermin pada diri kita sendiri ataupun orang lain, tentu akan kita dapati bahwa akan berbeda bagaimana kita melihat hidup ini dan menyelesaikan problem-problem yang kita hadapi dalam hidup ketika kita mengetahui ilmunya dengan ketika kita tidak mengetahui ilmunya. Dari segi amalpun akan tampak perbedaan bagaimana orang yang memiliki ilmu dari orang yang tidak memiliki ilmu, atau memiliki ilmu tapi terbatas.
Tentang keberadaan ilmu dalam hidup ini, sebagian besar manusia mungkin sadar bahwa ilmu adalah penting dalam hidup ini. Apalagi bagi orang yang beriman, yang mengetahui bahwa ilmu tidak dapat dipisahkan dari iman dan amal shaleh. Akan tetapi sejauh mana pengetahuan akan pentingnya menuntut ilmu telah dipahami oleh ummat Islam, sehingga tergerak dirinya untuk bersungguh-sungguh dalam mengkaji ilmu dan mengamalkannya?
Fakta yang terjadi saat ini, sekalipun banyak orang yang mengerti pentingnya ilmu dalam hidup, tetapi tidak sedikit dari mereka yang enggan untuk mengkaji ilmu atau disibukkan hanya mencari ilmu-ilmu tertentu dengan mengesampingkan ilmu yang lain yang justru lebih penting dari apa yang sedang ditekuninya. Pemahaman akan mana ilmu yang seharusnya lebih diutamakan untuk dicari ini kadang juga masih kabur di masyarakat. Sebagian mereka dengan gigih mempelajari ilmu dunia, akan tetapi mereka menganggap remeh ilmu agama atau sangat sedikit sekali waktu yang diluangkannya untuk belajar tentang ilmu agama. Hal ini berakibat kurangnya pemahaman mereka tentang ilmu-ilmu agama yang berisikan aturan-aturan hidup dari sang pencipta, Allah. Selain itu, hal ini juga membentuk cara pandangnya tentang kehidupan yang teraplikasi pada amal perbuatan yang dilakukannya dalam hidup. Sebagian orang yang lain, ada juga yang hanya memfokuskan dirinya untuk belajar ilmu-ilmu terkait ibadah mahdah kepada Allah, dan melewatkan untuk mengkaji ilmu-ilmu yang berkaitan langsung dengan hal-hal praktis atau problem solving atas permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan. 
Dari sini, kita sebagai kaum muslimin sudah sepantasnya membekali diri kita dengan pemahaman yang benar tentang keberadaan ilmu bagi seorang muslim serta ilmu apa yang perlu dicari jika hal ini dilihat dari sudut pandang agama kita yang mulia, Islam. Jika selama ini kita kurang termotivasi untuk mengkaji ilmu, atau hanya disibukkan untuk mengkaji ilmu-ilmu tertentu saja, maka dengan usaha untuk mengetahui bagaimana kedudukan Ilmu dalam Islam dan seberapa pentingkah ilmu dalam hidup ini, terutama dalam kaitannya dengan amal-amal yang kita lakukan, harapannya kita akan memiliki pemahaman yang benar dan mendalam tentang keberadaan ilmu dalam rangka memperbaiki amal-amal kita kedepannya.

ISLAM DAN ILMU
Keberadaan Ilmu dalam Islam sangat tinggi. Islam adalah agama yang sempurna yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, mendorong manusia untuk mencarinya, memuliakan orang yang berilmu dan mengangkat tinggi derajatnya. Sebaliknya, Islam sangat mencela kebodohan, menghina orang-orang yang bodoh dan mewasdai untuk tidak mengikuti perilaku mereka. Ilmu adalah cahaya yang menyinari jalan kehidupan. Sedangkan kebodohan adalah kegelapan yang menutup sarana kebaikan.
Allah SWT berfirman: “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11) Allah juga menyiapkan bagi siapa saja yang berjalan di atas titian ilmu tersebut balasan yang baik, pahala dan berbagai kemulian disisinya. Bentuk kemuliaan yang Allah berikan terhadap para pemilik ilmu sehingga tidak sama kedudukannya dengan mereka yang tidak memiliki ilmu. Allah berfirman: “Katakanlah (ya Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang yang tidak mengetahui (jahil)?.” (QS. Az-Zumar: 9) Sebaliknya orang yang jahil akan ilmu agama-Nya disebutkan oleh Allah sebagai seorang yang buta yang tidak bisa melihat kebenaran dan kebaikan. Allah berfirman, Apakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu adalah al-haq (kebenaran) sama dengan orang yang buta? (tidak mengetahui al-haq).” (QS. Ar-Ra’d: 19)
Rasulullah menanamkan suatu optimisme kepada kaum yang bercita-cita meraih ilmu pengetahuan yang lebih tinggi, walau harus ditempuh dengan bersusah payah dengan perjalanan jauh hingga ke seberang lautan. Asalkan itu semua diniatkan untuk menyempurnakan amal-amalnya dalam rangka menghamba dan beribadah kepada Allah SWT. sabda beliau: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim) Subhanallah… tidakkah hal ini menjadi semangat bagi kita untuk lebih serius dalam mengkaji ilmu yang akan menghantarkan kita meraih kemuliaan hidup yang hakiki di dunia dan akhiratnya?
Jika kita melihat kembali pada awal masa Islam, ummat Islam melaksanakan ajaran untuk menuntut ilmu dengan giat dan sungguh-sungguh. Keutamaan ilmu mampu memberikan motivasi yang kuat untuk belajar.  Hal ini diantaranya dapat dilihat dari ketekunan yang ditunjukkan oleh sahabat Abdullah bin Mas’ud. Ia hampir tidak pernah tertinggal dari kegiatan Rasulullah SAW dalam berbagai keadaan. Begitu pula Umar bin Khathtab yang disibukkan dengan perdagangan tidaklah lepas kesungguhannya untuk terus mempelajari ilmu dari Rasulullah. Serta banyak sekali teladan dalam menuntut ilmu dari para sahabat dan ulama yang lain. Sungguh suatu teladan yang mulia, mereka mengerahkan segala yang dimiliki untuk mempelajari dan menjaga ilmu-ilmu Islam. Lantas bagaimana dengan ummat muslim sekarang ini? Apa yang menghalang mereka dari mengambil teladan ini?
Akan halnya kesempurnaan Islam tentang pentingnya ilmu, telah tergambar jelas dalam sejarah masa kejayaan peradaban Islam. Lahirnya generasi-generasi unggul baik dari kalangan cendekia, filosof, ilmuan, sastrawan, dan para bijak bestari. Beberapa dari mereka diantaranya Al Khawarizmi seorang ilmuwan muslim perintis ilmu pasti, Al Farghani (Farghanus) seorang ahli astronomi, Ibn Sina (Avicenna) sebagai ahli kedokteran yang dijulukan sebagai the prince of physician, dll. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan. Belum lagi jika kita melihat tentang dukungan Islam terhadap penggalian ilmu pengetahuan yang terimplementasi dalam aspek pendidikan.
Penjelasan Al Quran, Hadist maupun fakta di atas memberikan suatu gambaran jelas bahwa kedudukan ilmu dan ilmuwan begitu tinggi dan mulia di hadapan Allah dan hamba-hambaNya. Jika umat Islam menyadari dan memegang teguh ajaran agamanya untuk menjunjung tingi ilmu pengetahuan, maka pasti dapat di raih kembali puncak kejayaan Islam sebagaimana catatan sejarah di abad awal Hijrah hingga abad ke dua belas Hijrah, dimana umat dan Negara Islam menjadi pusat peradaban dunia. Hal ini semestinya mampu mengilhami kita untuk serius dan konsisten dalam memperdalam dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Hanya dengan menghidupkan ajaran Islam-lah kita bisa maju lagi.

PENTINGNYA MENUNTUT ILMU
Dalam ajaran Islam terkandung falsafah agung tentang ilmu pengetahuan, bahwa tiap muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu pengetahuan. Karena, dasar setiap amal perbuatan dan proses berfikir setiap muslim harus senantiasa disandarkan pada ilmu dan pengetahuan. Demikian pula dengan tatanan aqidah (keimanan) seorang muslim harus senantiasa disandarkan pada ilmu yang berasal dari Al Qur’an dan Al Hadits.
                Perintah-perintah Allah pada kaum muslimin agar senantiasa mengkaji dan menelaah tanda-tanda kekuasaan-Nya di alam semesta ini merupakan suatu isyarat, bahwa kaum muslimin harus selalu berfikir serta berilmu pengetahuan, sehingga semakin menyadarkan keberadaan dirinya di hadapan Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imran : 190)
Pentingnya menuntut ilmu tampak pada seruan Rasulullah bagi kaum muslimin agar selalu memacu dirinya untuk senantiasa mencari ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW: “Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim (baik muslimin maupun muslimah).” (HR. Ibnu Majah)
Islam mewajibkan pemeluknya (kaum muslimin) senantiasa menimba ilmu pengetahuan, hukumnya fardhu ‘ain untuk ilmu yang terkait dengan aqidah, akhlaq, dan syari’ah Islam. Karena adanya kaidah syara’ yang mengatakan, “Suatu kewajiban tidak akan sempurna tanpa sesuatu, maka sesuatu itu menjadi wajib.” Misalnya shalat yang tidak akan sah tanpa wudhu, maka wudhu sebelum shalat akan menjadi wajib, sehingga ilmu tentang shalat dan wudhu akan menjadi wajib dipelajari. Demikian pula dengan zakat, haji, puasa, serta konsep-konsep keimanan lainnya. Sedangkan ilmu yang hukumnya fardhu kifayah, berhubungan dengan suatu kemaslahatan (umum), seperti kedokteran, matematika, geografi, astrologi, tehnik mesin, persenjataan, dsb. Jika telah ada yang mempelajarinya dan dianggap cukup, maka tidak ada kewajiban bagi kaum muslimin lainnya untuk mempelajarinya.
                Ilmu pengetahuan bagi orang yang beriman sangat penting karena ilmu tersebut yang akan membimbing amalnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa bukti keimanan seseorang adanya konsekuensi berupa penjalanan amal yang benar atau amal shaleh. Hal ini akan terwujud jika orang tersebut memiliki ilmunya, sehingga dia akan melakukan amal yang sesuai aturan Allah dan dilakukan untuk meraih keridhaan-Nya. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa keberadaan iman dan ilmu adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang mukmin. Keduanya merupakan kunci untuk meraih kesuksesan di dunia dan di akhirat. Dengan ilmu seorang muslim akan mampu membedakan mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk, mana yang halal dan haram, mana yang diperintahkan Allah dan mana yang dilarang-Nya, dll.
Pemahaman akan status hukum suatu perbuatan wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram, serta konsekuensi ketika kita menjalankan atau meninggalkan perbuatan tersebut perlu dimiliki ketika akan melakukan amal yang benar dan agar amal kita diterima oleh Allah. Hal ini hanya dapat dipahami jika kita mempelajari terus tentang aturan-aturan dalam Islam dan berusaha mengamalkannya. Sehingga kita benar-benar paham terhadap hal-hal yang mesti dilakukan serta hal-hal yang harus dijauhi. "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." (QS.17:36)
                Terkait dengan keberadaan ilmu bagi seorang hamba terhadap penciptanya, jika seseorang memiliki ilmu pengetahuan yang benar, hal ini akan melahirkan rasa takut kepada Allah. Sebab orang yang berilmu dapat mengenal Allah dengan baik melalui perenungannya terhadap ayat-ayat Nya serta usahanya untuk memahami dan mengamalkannya. Jelaslah bahwa sesungguhnya ilmu pengetahuan yang menyebabkan rasa takut kepada Allah dan kemudian mendorong manusia kepada amal perbuatan. Apabila seorang muslim sudah mengenal dan paham tentang agamanya, maka dia akan beramal dan tidak hanya sekedar beramal, tetapi beramal yang berkualitas di sisi Allah.

KHATIMAH
Sesungguhnya konsep dan ajaran Islam selalu memotivasi umatnya untuk maju dan beradab, termasuk didalamnya mengajarkan bagaimana untuk menjadi hamba yang mulia di sisi Allah. Seperti ajarannya tentang kewajiban menuntut ilmu dan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Dalam Islam ilmu agama memiliki nilai lebih dari ilmu pengetahuan dunia. Sebab, bodoh dari ilmu dunia hanya membuat manusia sengsara di dunia.Tetapi bodoh dari pengetahuan agama membuat manusia sengsara di dunia dan di akhirat. Ilmu pengetahuan merupakan bekal untuk kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. Ilmu merupakan petunjuk dan pemberi arah amal yang akan dilakukan. Dengan ilmu pula yang haq bisa dibedakan dari yang batil, yang buruk bisa dihindari, yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat dapat diraih serta hidup yang sesungguhnya menjadi jelas. Untuk itu segala daya upaya butuh dicurahkan untuk mendapatkannya. Seorang muslim yang menjaga diri dengan iman dan ilmu yang bersumber dari Allah, kapanpun dan dimanapun ia berada, maka ia akan mampu menghadapi kesulitan dan memikul beban kehidupan ini. Dengan ilmu, seorang muslim dapat beribadah kepada Allah secara benar dan terbina aqidahnya. Segala perbuatan yang dilakukannya pun akan distandarkan pada standar hidup yang benar, yaitu aqidah dan hukum Islam. Untuk itu disadari bahwa ilmu agama sangat penting dalam hidup ini untuk menghantarkan manusia meraih kesuksesan di dunia dan di akhirat.
Dengan demikian tidaklah cukup jika seseorang hanya mendalam ilmunya dalam hal keduniaan tetapi sempit pemahamannya tentang pengetahuan agama. Manusia yang mampu menyingkap banyak hakikat alam semesta dengan ilmu pengetahuan dunia yang ia miliki, namun jahil dari pengetahuan agama yang diwariskan oleh para nabi dan lupa terhadap akhirat, sesungguhnya bukan orang yang berilmu di sisi Allah. Tetapi termasuk orang yang bodoh. Allah SWT berfirman: “…tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Ar Ruum : 6-7). Allah mensifati mereka hanya mengetahui yang lahir dari kehidupan akhirat. Dalam pandangan Allah, ilmu mereka tidaklah berarti. Akhirnya apakah kita mau menjadi orang yang berilmu, tetapi sesungguhnya bodoh dalam pandangan Allah. Rasulullah SAW bersabda Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka Allah akan memberi kefahaman kepadanya dalam masalah agama" [HR. Bukhari no.71 dan Muslim no. 1037]. Wallahu’alam Bishshawab.

2 comments:

insidewinme said...

Islam, Dien yang haq yang mampu memecahkan problem-problem manusia. Dengan menerapkan sistem Islam yang kekal dan mabda’ (ideologi) Islam yang adil, maka kita pasti akan meraih kemuliaan. Tetapi apabila hal tersebut kita lalaikan dan telantarkan, maka kita tertimpa kehinaan dan akan dihina.

Aliyatul Hikmah said...

Syukran katsiron atas commentnya...

Sungguh benar setiap kata yang antum tuliskan disini... sebagai kebenaran yang datang dari sisi Allah.

Telah lama umat Islam hidup dalam kondisi tanpa pemimpin ummat yang menerapkan hukum-hukum Islam secara totalitas sejak runtuhnya kekhilafahan Islam.

Semoga dengan mengkaji dan mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah ketika mendakwahkan Islam dan menegakkan negara Islam di Madinah, kaum muslimin dapat meraih kemuliaannya kembali di sisi Allah dan Islam menjadi rahmatan lil alamin...
amiin...

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...