Oct 20, 2011

Membangun Generasi Muda Harapan Ummat

Apa yang terpikirkan pada diri kita ketika melihat kondisi kaum muslimin serta berbagai krisis yang menimpa ummat di berbagai belahan dunia saat ini? Sebagian dari kita mungkin tidak peduli dengan berbagai kondisi yang ada. Sebagian yang lain mungkin juga ikut prihatin, tapi tidak tahu apa yang bisa dilakukan. Sementara, mereka yang sadar dengan kondisi yang ada dan tahu kemana arah perjuangan ummat seharusnya agar ummat dapat meraih kemuliaan dan kejayaannya sebagaimana di masa Rasulullah SAW, mereka dihadapkan pada berbagai tantangan, rintangan, maupun hambatan yang terus menghadang.  Tak jarang usaha-usaha mereka dalam upaya melakukan perubahan terputus di tengah jalan dan menjadikan sebagian kaum muslimin terhenti dari perjuangannya untuk mengembalikan kejayaan ummat. Jika demikian kenyataannya, apakah cukup dengan pasrah pada keadaan? Atau berbuat sekedarnya saja yang setidaknya bisa memberikan sedikit kontribusi bagi perbaikan di masyarakat? Lantas dengan hal ini akankah perubahan secara menyeluruh yang diharapkan bisa menjadi kenyataan?! 
Saudaraku, untuk merubah keadaan yang ada saa ini memang tidaklah mudah. Tapi bukan berarti kita sudah menyerah di awal tanpa melakukan usaha apapun. Wilayah kita adalah usaha dan hal inilah yang akan dinilai oleh Allah SWT, sedangkan hasil adalah wilayah Allah SWT. Allah telah menjanjikan bahwa kaum muslimin akan dimenangkan dan berjaya kembali, sebagaimana dalam firman-Nya:
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.  Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. “ (QS. AN Nuur [24]: 55)
Selanjutnya, fakta kondisi ummat yang hingga saat ini dihadirkan dihadapan kita, menunjukkan bahwa usaha untuk melakukan perubahan totalitas kondisi ummat saat ini butuh terus dilakukan, bahkan membutuhkan kesungguhan dan kerja keras, bukan hanya sekedarnya. Hal ini agar cita-cita utama untuk mengembalikan ummat pada kejayaannya dapat tercapai. Dari sini disadari bahwa ummat saat ini benar-benar membutuhkan generasi yang mampu melakukan perubahan secara keseluruhan, tertegakknya aqidah dan hukum Islam di setiap lini kehidupan. Karena hanya dengan inilah ummat akan terbebas dari segala belenggu yang selama ini menghimpit keadaannya dari usahanya untuk meraih kemuliaannya di hadapan Allah SWT.
Siapakah dan dimanakah generasi harapan ummat tersebut? Generasi yang dibutuhkan ummat disini tidak lain adalah generasi muda yang akan menjadi agen perubahan (agent of change) menuju pada kejayaan ummat. Banyak peristiwa terjadi dikarenakan pemudalah yang melakukan perubahan  tersebut. Di banyak fenomena menceritakan bahwa pemudalah yang menjadi agen perubahan bagi kondisi yang ada di dunia ini, akan menjadi baik ataukah kelam. Dalam hal ini, kita-lah yang harus mencetak generasi muda harapan ummat, mempersiapkan generasi tersebut dan menjadi bagian darinya!
Jika generasi muda mendapatkan pengajaran yang baik, maka akan dilahirkan generasi-generasi harapan yang patut dibanggakan. Akan tetapi sebaliknya, jika pemuda tersebut menorehkan sejarah kelam, maka sejarah akan dipenuhi dengan catatan hitam kehancuran yang berkesinambungan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, nasib ummat berada di tangan kaum muda. Apakah ummat akan tetap dalam kondisi terpuruk dan semakin terpuruk, ataukah ummat akan bangkit kembali, menghancurkan segala yang menghalanginya dari jalan meraih kemuliaannya di dunia dan akhirat, untuk menjadi ummat terbaik sebagaimana yang digambarkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali Imran [3] : 110)
Namun, kondisi yang ada saat ini, jika kita melihat generasi muda yang ada, banyak dari mereka yang dibuai oleh kesenangan hidup dunia, terjun dalam dunia hedonism, euphoria, serta membanggakan kebudaayan dan gaya hidup Barat beserta model-modelnya, dibandingkan mengkaji Islam dan mengamalkannya, serta menjadikan Rasulullah SAW sebagai panutan dalam hidupannya. Derasnya ide-ide dan pemikiran Kapitalisme yang terus disuntikkan ke tubuh kaum muslimin, terutama melalui generasi mudanya, juga telah menjadikan generasi muda Islam hilang semangat juangnya untuk mengembalikan Islam pada posisinya sebagai agama yang rahmatan lil alamin yang akan membawa pada kesejahteraan dan kemuliaan umat.  Kondisi inilah yang juga butuh disadari untuk melakukan perubahan yang ada, agar kita sebagai bagian dari kaum muslimin memiliki arahan bagaimana membangun generasi harapan umat.
Untuk membangun generasi muda harapan umat, kita harus memperhatikan kembali bagaimana Rasulullah SAW membentuk pemuda-pemuda Islam yang tangguh dimana mereka berhasil menjadi generasi pilihan dalam sepanjang sejarah Islam dan sejarah manusia. Rasulullah SAW mendidik generasi muda Islam untuk menjadi generasi yang senantiasa mengikatkan amal perbuatannya berdasarkan aqidah dan hukum Islam, menjadikan tolak ukur benar dan salah pada pandangan Allah SWT semata.
Generasi muda binaan Rasulullah adalah generasi yang menjadikan Al Qur’an sebagai sumber rujukan utama, disamping sunnah Rasulullah SAW. Darinya mereka memetik pelajaran dan dengannya pula mereka membangun keimanan dan ketaqwaan yang kokoh. Ketika mereka menerima seruan dari Allah yang terdapat dalam Al Qur’an, mereka meembaca AL Qur’an bukan hanya sekedar membaca, atau sekedar untuk merasakan atau menikmatinya. Tidak ada seorangpun dari mereka yang mempelajari Al Qur’an hanya untuk sekedar menambah pengetahuan atau sekedar meningkatkan bobot ilmiah dan kepintaran. Mereka mempelajari Al Qur’an untuk menerima perintah  Allah SWT berkenaan dengan seluruh urusan mereka dalam kehidupan. Mereka menerima perintah Allah SWT untuk segera diamalkan.
Dengan keislamannya pula dan untuk mengharapkan keridhaan Allah semata, mereka rela meninggalkan segala bentuk kejahiliahan masa lalunya. Inilah yang mampu membentuk generasi-generasi istimewa dan brilliant di masa kejayaan Islam. Hal ini bahkan tampak sejak kurun awal Islam dibawa oleh Rasulullah SAW, dimana terdapat sosok-sosok muda yang luar biasa dari segi keimanannya maupun kesungguhannya menyebarkan dakwah bersama Rasulullah SAW, dan melanjutkan dakwahnya setelah Rasulullah SAW wafat. Beberapa dari mereka diantaranya: Ali bin Abi Tholib (8th), Zubair bin Awwam (8 th), Arqam bin Abil Arqam (11 th), Ja’far bin Abi Tholib (8 th) Shohih Ar Rumy (19 th), Zaid bin Haritsah (20 th) Saad bin Abi Waqash (17 th), Utsman bin Affan (20 th) Umar bin Khotobb (27 yh), Abu Ubaidah bin Jarroh (27 th), Abdurrahman bin Auf (30 th), Abu Bakar Ash Shidiq (37 th), Muhammad Al-Fatih (19), Salahudin Al-Ayubbi (28), dll.
Tidakkah kita ingin mengikuti jejak generasi pendahulu kita yang dibentuk oleh Rasulullah SAW?  Memanfaatkan kondisi kita saat ini sebagai seorang pemuda maupun yang mempersiapkan bagi lahirnya terbentuknya generasi muda yang akan melakukan perubahan yang lebih baik bagi umat Islam secara keseluruhan. Sementara dalam hal ini, Allah telah memberikan banyak keutamaan bagi pemuda-pemuda yang bertakwa dan Allah memberikan kecintaan-Nya bagi mereka.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ” Tujuh orang yang akan dilindungi Allah dalam naungan-Nya yaitu: Imam (pemimpin) yang adil; pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah pada Allah; orang yang hatinya selalu terikat pada masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah pula; seorang lelaki yang dirayu oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan tetapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’; orang yang bersedekah sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya; dan seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian lalu menitikkan airmatanya.” (HR. Bukhari Muslim)
Rasulullah SAW banyak berpesan tentang betapa berharganya masa muda, hingga beliau mengingatkan kita untuk selalu menjaganya. Dalam Hadits riwayat Hakim, Beliau bersabda : “Jagalah lima perkara sebelum datang lima perkara ; masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum datang sakitmu, kayamu sebelum datang fakirmu, masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu”.  
Betapa masa muda menjadi pilihan pertama dalam pesan Nabi kita, maka bagaimana mungkin kita akan mengacuhkannya? Sebaliknya hal ini semestinya menjadi pemompa semangat kita yang masih muda untuk terus berkarya untuk ummat dan kejayaan Islam.
Nabi SAW pun pernah ditanya tentang apa yang akan dibalas dengan pahala atau siksa di hari kiamat, Beliau menjawab: ”Dia akan ditanya tentang apa yang ia perbuat untuk masa mudanya”. (HR Tirmidzi) dan tentang aktivitas pemuda, Rasulullah SAW mengajarkan: “Sebaik-baik pemuda diantara kamu adalah yang mirip/seperti orang dewasa diantara kamu, dan sejelek-jeleknya orang tua diantara kamu adalah yang seperti pemuda diantara kamu”  (HR. Baihaqi).
Pemuda yang baik adalah yang mampu berfikir jauh kedepan dan senantiasa bersikap bijaksana. Pemuda adalah mereka yang tak pernah berputus asa dan berkeluh kesah karena dalam hatinya Allah SWT adalah segala muara aktivitasnya. 
 Semoga dengan kebenaran dari Allah SWT yang dihadirkan dihadapan kita, hal ini bisa menjadi penggerak hati dan pemikiran kita untuk memberikan kontribusi terbaik yang mampu kita lakukan dalam menyongsong kembalinya Islam sebagai agama dan ideologi yang teraplikasi dalam seluruh aspek kehidupan. Amiin. Wallahu’alam bishshowab.

Posted: Oct 20, 2011

0 comments: