Tatkala air hujan falling down dari langit dan membasahi
bumi yang telah lama mengering, kedatangannya tentu akan sangat menggembirakan.
Ya nggak? However, apa jadinya ketika
‘hujan’ itu adalah butiran2 peluru? Oww, ampun dech! Faktanya inilah yang
terjadi terhadap saudara kita di Palestina yang dihujani peluru dan serangan
bom oleh roket2 Israel. Astaghfirullah, gimana tak menyayat hati sobat, tuk
kesekian kalinya, kekejian Israel terhadap Palestina kembali membabi buta. Tahu
tidak, baru-baru ini, akibat serangan berdarah yang terjadi 14-21 November 2012,
166 warga sipil Gaza meninggal. Sementara, 1235 lainnya luka-luka. (http://news.detik.com)
Sebenarnya, bukan untuk yang pertama X
Israel menyerang Gaza. Sejak mengklaim dirinya sebagai negara, yakni tahun 1948
konflik Israel dan Palestina kerap terjadi. Tahun 1987 dikenal sebagai perang
intifadha 1 yang berlanjut dengan perang intifadha 2 tahun 2000-2008, dimana
rakyat Palestina berjuang melawan gempuran2 Israel, dan yang terbaru, serangan
sepekan yang mematikan yang terjadi tahun ini. Sepanjang sejarah itu sobat, sampai
tak terhitung berapa saudara kita yang tewas n luka2, infrastruktur yg hancur,
dan masa depan yang diporak-porandakan. Lantas, dimanakah justice & rasa aman itu? Lebih2 dimanakah umat Islam yg
jumlahnya milyaran?!
Nyatanya nich, it has been long… warga
Palestina harus berhadapan dg tentara Israel sendirian. Gimana ndak berjuang sendirian, coz meski
populasi muslim hampir menempati 1/4 penduduk dunia, namun mereka
tersekat-sekat dalam nasionalisme. Jadinya, it’s
your case, not mine. Itu urusanmu, bukan urusanku. Lho… kok? Well! meski
sebagian dari kaum muslimin yang tergugah dirinya dengan adanya serangan Israel
ke Palestina, yaitu dengan turut mengecam ke-biadab-an Israel, namun tetap aja
belum membawa perubahan yang signifikan. Bantuan yang diberikan selama ini
seperti obat-obatan, makanan, atau dukungan moril belum mampu menyembuhkan
derita yg melanda. Bahkan, meski yang lagi new, Palestina ‘baru’ diakui statusnya
sebagai negara oleh PBB, kita lihat sendiri gimana tingkah polah PBB selama
ini, dengan double standart-nya,
akankah kita menyerahkan tertegaknya keadilan di tangan mereka?
Sobat muslim, secara kuantitas,
kita patut bangga kalo now, umat
Islam jumlahnya banyak. Sayangnya, jumlah yang banyak belum jadi ukuran
kekuatan kaum muslimin saat ini. Kita lihat, saat satu negeri muslim diserang,
seperti serangan Israel beserta sekutunya terhadap Palestina, kaum muslimin
hanya bisa mengecam or memberikan bantuan2 yang sarat kepentingan. Belum mampu
jadi penyelamat thd mereka yg tertindas. Sangat beda ketika dulu Islam itu jaya. Contoh,
Khalifah al-Mu’tasim, khalifah Bani Abbasiyah (833-842 M), ketika ada muslimah
yang dilecehkan tentara Romawi, dia segera ngirimkan pasukan tuk nyerbu kota
Ammuriah dan melibas seluruh tentara kafir Romawi di sana demi membela
kehormatan muslimah tadi. Keren khan? Sekarang?! O_o
Sobat muda muslim, ketika Gaza kembali berdarah,
luka yang tertoreh di sana adalah luka kita juga, karena kita laksana satu
tubuh. Nah kalo gitu, bukan alasan kan tuk ndak lakuin apa2. Yukk turut andil dlm
mengupayakan tertegakkannya kembali aturan Islam & terwujudnya ukhuwah
Islamiyah diantara kita, so musuh2 Islam akan gentar ketika berhadapan dengan
kekuatan Islam dan kaum muslimin yang memegang teguh agamanya. Jangan biarkan
sekat2 nasionalisme menjadikan kita nggak peduli dg apa yang terjadi pada
saudara kita, yang sejatinya adalah apa yang terjadi pada diri kita sendiri
sebagai bagian dari kaum muslimin. “Dan
berpeganglah pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai berai, dan ingatlah
ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah
orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayatNya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imran:
102-103). Wallahu’alam bishawab.
No comments:
Post a Comment